Apa Itu Inflasi? Mengapa Penting untuk Aset Kripto?
Ketika mata uang fiat, seperti dolar atau euro, nilainya turun dari waktu ke waktu, maka inflasi akan terjadi. Kondisi seperti ini juga akan berdampak pada kenaikan biaya produk dan barang.
Aset kripto seperti Bitcoin biasanya dianggap tahan terhadap tekanan inflasi, dan para peminatnya mengklaim bahwa kripto adalah kelas aset yang tidak terikat dengan nilai barang dunia nyata.
Oleh karena inflasi telah mencapai rekor tertingginya sepanjang masa, maka semua orang berbondong-bondong menuju solusi apa pun yang dapat berfungsi sebagai lindung nilai (hedge) terhadap inflasi. Dan faktanya, semakin banyak investor yang telah menyerbu bitcoin demi melindungi uang mereka dari efek inflasi yang semakin ganas ini. Tapi, apa sebenarnya inflasi itu?
Apa Itu Inflasi?
Istilah “inflasi” dalam ilmu ekonomi menggambarkan kerugian yang progresif dari nilai mata uang. Ini berarti bahwa harga barang-barang kebutuhan pokok mungkin naik, tetapi daya beli mata uang akan tetap sama. Dengan kata lain, setiap unit uang akan bernilai lebih rendah dari biasanya.
Faktor Apa Saja yang Bisa Menimbulkan Inflasi?
Berikut adalah dua jenis utama inflasi dan faktor apa saja yang menjadi penyebabnya.
1. Demand-Pull Inflation
Demand-pull inflation terjadi ketika permintaan barang atau jasa meningkat tetapi penawaran yang ada tetap stabil. Hal ini kemudian menyebabkan kelangkaan barang meningkat, dan juga menaikkan harga barang terkait.
Contohnya saja, ketika kondisi ekonomi menunjukkan performa yang bagus, maka pendapatan masyarakat dan entitas bisnis akan ikut meningkat, sehingga juga meningkatkan daya saing. Produsen biasanya merespons situasi ini dengan cara menaikkan harga barang yang mereka jual.
Peningkatan popularitas suatu barang yang cepat juga dapat menghasilkan demand-pull inflation dalam skala terbatas. Mari kita ambil contoh fenomena masker medis. Ketika Covid-19 pertama kali mencuat, permintaan akan masker wajah meroket tajam. Namun, pasokan masker tidak naik pada tingkat yang sama, sehingga terjadilah kelangkaan. Harga masker naik secara signifikan akibat kelangkaan dan meningkatnya permintaan.
2. Cost-Push Inflation
Ketika pasokan komoditas atau jasa yang vital berkurang tetapi permintaan tetap stabil, maka cost-push inflation pun terjadi.
Peristiwa yang tidak dapat diprediksi, seperti pandemi, penghambatan produksi, dan tantangan lainnya adalah penyebab umum inflasi ini bisa mencuat.
Mari kita ambil contoh harga minyak. Setiap kali perjanjian internasional yang mengatur produksi minyak diterapkan, produsen minyak global harus mengubah protokol mereka. Meski ada event internasional, permintaan minyak tetap tinggi. Hal ini sering kali mengakibatkan penurunan pasokan, kelangkaan minyak dan juga sekaligus kenaikan harganya.
Mengapa Inflasi Penting bagi Aset Kripto?
Akibat tingginya tingkat inflasi pada uang fiat, maka banyak orang yang telah memilih untuk berinvestasi dalam mata uang digital sebagai solusi.
Hal ini biasanya disebabkan oleh kepercayaan umum bahwa mata uang fiat, seperti Dolar AS, akan kehilangan nilainya dari waktu ke waktu sebagai akibat dari hantaman inflasi.
Hal ini biasanya disebabkan oleh kepercayaan umum bahwa mata uang fiat, seperti Dolar AS, akan kehilangan nilainya dari waktu ke waktu sebagai akibat dari hantaman inflasi.
Sementara itu, aset kripto memiliki sejumlah mekanisme khusus yang berfungsi melindungi nilainya sendiri dari terjangan inflasi. Kelangkaan atau scarcity adalah aspek terpenting dari sifat ini, yang menunjukkan bahwa pasokan yang beredar di pasar terbatas dan jarang akan bertambah.
Di sisi lain, pasar bitcoin memang terkenal bersifat volatile, alias pergerakan harganya cenderung naik-turun. Meski begitu, sebagai salah satu contoh implementasi Decentralized Finance (DeFi), maka aset digital seperti ini tidak ada yang bisa mengaturnya, dan sebagian besar pergerakan pasar juga murni ditentukan oleh para aktor di pasar.
Kesimpulan
Mengingat fakta bahwa sebelumnya aset kripto tidak memiliki riwayat perdagangan selama periode inflasi, maka belum ada pendekatan yang didukung data untuk memprediksi bagaimana inflasi akan mempengaruhi harga kripto. Tetapi, berdasarkan kinerja kelas aset lain yang memiliki sifat serupa seperti aset kripto, investor dapat membuat beberapa prediksi dari korelasi itu.
Kemudian yang terakhir, sementara kripto masih bisa tergolong berisiko di segala kondisi pasar apa pun, penting bagi kita untuk melakukan riset mandiri (DYOR) sebelum memutuskan berinvestasi di dalamnya. Selain itu, kamu juga bisa memanfaatkan jasa financial advisor yang memiliki keahlian di industri kripto jika kamu tidak yakin kapan harus berinvestasi.