Read in English

Bitcoin mendekati $50.000 untuk pertama kalinya sejak bulan Mei

Pasar kripto sepertinya sekarang mulai berangsur pulih, setelah terlihat lesu dari bulan Mei. Sekarang, harga Bitcoin mendekat ke level $50.000 untuk pertama kalinya dalam 3 bulan. Hal yang sama berlaku juga bagi aset kripto terpopuler kedua yaitu Ethereum, di mana harganya berhasil kembali ke level $3.000 untuk pertama kalinya sejak Mei. Apakah ini tanda bahwa pasar kripto telah pulih? Dan apakah Bitcoin dan Ethereum akan mencetak ATH-nya kembali di waktu dekat??

Awal dari Kelesuan Pasar Kripto

Pada tanggal 12 Mei lalu, Elon Musk mengumumkan bahwa perusahaan miliknya yang bernama Tesla, Inc. tidak akan lagi menerima Bitcoin sebagai pembayaran untuk kendaraan listriknya, karena kekhawatirannya tentang penambangan bitcoin yang tidak ramah lingkungan. Alhasil? Harga bitcoin langsung terjun bebas, dan menyebabkan pasar kripto kehilangan lebih dari $1,3 triliun, atau lebih dari 50% nilainya.

Hantaman besar beriktunya datang pada tanggal 21 Mei. Wakil Perdana Menteri Tiongkok Liu He menyerukan larangan keras terhadap segala jenis penambangan dan aktivitas perdagangan kripto di Tiongkok. Dengan alasan bawha aset kripto memiliki risiko terhadap stabilitas keuangan. Akibatnya, harga Bitcoin mengalami penurunan mencapai hampir 50% dari ATH-nya pada saat itu. Sedangkan, Etherum juga sempat terperosok ke level terendah pada 20 Juli, atau turun 60%.

Penambangan Crypto pindah ke Amerika Utara

Larangan dan pengusiran secara besar-besaran yang dilakukan pemerintah Tiongkok terhadap para penambang Bitcoin dari negaranya merupakan sebuah pukulan telak bagi industri kripto.

Namun, negara lain justru melihat ini sebagai peluang besar. Contohnya, di AS, lima penambang Amerika Utara memperoleh peningkatan 58% dalam jumlah Bitcoin yang ditambang pada bulan Juli dibandingkan dengan bulan Juni. Marathon Digital, Riot Blockchain, Bitfarm, Argo Blockchain, dan Hut8, menghasilkan 1802 Bitcoin selama bulan Juni. Meskipun meningkat tajam, kapitalisasi pasar Bitcoin belum kembali ke puncaknya pada bulan Juli. Namun, hal ini perlahan menunjukkan sedikit pemulihan karena para penambang asal Tiongkok kini kembali online dari node baru yang terletak di luar negeri.

Mulai Pulih

Setelah mengalami fase bearish selama 3 bulan sejak Mei, Bitcoin dan Ethereum menunjukkan tanda-tanda pemulihan pada bulan Agustus. CEO JPMorgan Jamie Dimon, yang dikneal sebagai seseorang yang anti Bitcoin, pernah berkata dia akan memecat karyawan JPMorgan yang memperdagangkan bitcoin. Namun secara mengejutkan, JP Morgan mengumumkan pada bulan Juli bahwa mereka akan menjadi bank pertama di AS yang menyediakan manajemen investasi menggunakan bitcoin dan aset kripto lainnya. 5 produk tersebut antara lain; Bitcoin Trust Grayscale, Bitcoin Cash Trust, Ethereum Trust, produk Ethereum Classic, dan Bitcoin Trust Osprey Funds.

“The fund will be presented to clients as the safest and cheapest bitcoin investment vehicle available on the private market.” -JP Morgan

Selain itu, E-commerce raksasa asal AS; Amazon juga berencana untuk menerima bitcoin sebagai bentuk pembayaran pada akhir tahun 2021. Hal ini membuat harga bitcoin melonjak hingga 15% dari $34.736 menjadi $38.298 hanya dalam 4 jam pada 21 Juli.

Hard Fork London Dongkrak Harga Ethereum Tembus Rp40 Juta!

Cryptocurrency paling populer kedua juga merasakan tren bull run ini, berkat upgrade blockchain yang dinamakan “London Hard Fork”. London Hard Fork merupakan kelanjutan dari Berlin Hard Fork yang sebelumnya diluncurkan pada bulan April.

Menurut data dari Etherchain.org, setelah sukses upgrade dengan nama London upgrade,sekarang Ethereum bakar rata rata 3.68 ETH ($10,295) per menit. Sementara itu sebanyak 630 ETH ($1,77 juta) sudah langsung dibakar beberapa jam setelah London Upgrade berlangsung.

Dari 5 proposal yang dimasukan ke dalam London upgrade, proposal yang paling menyita perhatian adalah Ethereum Improvement Proposal (EIP) 1559. EIP 1559 adalah proposal untuk menyesuikan fee transaksi (base fee) , dengan cara membakar di dalam setiap blok, dan bukan diberikan kepada para penambang (miners).

Dikutip dari Coindesk, pada tanggal 5 Agustus, ETH naik sebesar 2,26 persen. Bahkan, ETH sempat menembus USD2.831,49 per koinnya pada keesokan harinya. Jika dikonversikan, harga ETH mencapai Rp40,6 juta (kurs Rp14.342 per USD) paa saat itu.

Ethereum Salip Bitcoin

Ethereum telah mengungguli Bitcoin dalam hal pertumbuhan trading volume tahun ini. Berdasarkan data yang dikumpulkan dari Coinbase, pertumbuhan volume Ethereum hingga pertengahan 2021 bernilai $1. triliun, (meningkat 1,461% dari periode yang sama tahun lalu sebesar $92 miliar). Sedangkan Bitcoin hanya tumbuh sebesar 489% dengan nilai $2,1 triliun.

Penggunaan DeFi (Decentralized Finance) oleh institusi adalah faktor utama mengapa Ethereum menyalip Bitcoin tahun ini. Terdapat peningkatan terhadap protokol DeFi milik Ethereum, dan hal ini membuat jaringan Ethereum semakin bernilai, dan berfungsi meningkatkan penggunaaan transaksi finansial secara global. Sejumlah token yang menggunakan jaringan Ethereum yaitu AAVE dan Uniswap.

Kenaikan harga ini juga terjadi tak lepas dari banyaknya penggunaan non fungible token (NFT) yang sedang populer. NFT memudahkan para ekerja seni untuk bisa menjual karyanya secara lelang. NFT juga banyak menggunakan jaringan blockchain Ethereum dan pembayaran lelangnya juga menggunakan token tersebut.

Jadi, apakah kita akan melihat ATH baru untuk Bitcoin atau Ethereum dalam waktu dekat?

Dapatkan update dan berita terkini dari NOBI dengan mengikuti sosial media kami di Twitter, Facebook, dan Instagram.

Jika memiliki pertanyaan, saran, dan masukan, silahkan kunjungi kami di roadmap.usenobi.com atau bergabung dengan komunitas Telegram kami.

#GrowYourCrypto #GrowWithNOBI

Baca Juga:

• Wah! Indonesia Akan Segera Miliki Bursa Kripto Nasional!